Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

A laboratory operator wearing protective gears runs tests on sample possibly infected with Covid-19 at the Henri Mondor Hospital in Creteil, near Paris, on March 6, 2020 as the novel coronavirus strain that erupted in China this year and causes the COVID-19 disease already left nine dead in France and made hundreds ill. (Photo by Thomas SAMSON / AFP)

Indonesia Kembangkan Alat Pendeteksi Covid-19

PortalNawacita – Alat tes micro chip buatan Indonesia yang saat ini tengah dikembangkan disebut mampu mendeteksi Covid-19 kurang dalam waktu satu jam. Hal tersebut diutarakan oleh peneliti yang juga Dosen Teknik Biomedika Institut Teknologi Bandung (ITB) Isa Anshori, Sabtu (18/4/2020).

“Untuk proses deteksi dari pengambilan sampel hingga keluarnya data respon dari SPR (resonansi plasmon permukaan) reader, kami perkirakan bisa dalam waktu kurang dari 1 jam,” kata Isa kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Alat tes diagnostik cepat (rapid diagnostic test/RDT) yang dikembangkan tim dari ITB dan Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung itu berbasis teknik resonansi plasmon permukaan atau surface plasmon resonance (SPR) yang akan fokus untuk mendeteksi antigen, yaitu virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19.

Oleh karenanya, metode ini dapat digunakan untuk deteksi dini (early detection) pada periode awal infeksi berlangsung.

Pengerjaan atau fabrikasi RDT micro-chip untuk deteksi Covid-19 dilakukan oleh tim ITB dan Universitas Padjajaran (Unpad) untuk membantu Task Force Riset dan Inovasi Teknologi untuk Penanganan Covid-19 (TFRIC19), suatu satuan tugas yang diinisiasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

BPPT membantu dalam hal akses ke sampel yang dibutuhkan selama tahap pengembangan dan akses ke fasilitas lab atau rumah skit tempat pengujian swab nantinya.

Isa menuturkan metode pada RDT micro-chip berbeda dengan RDT IgG IgM yang juga sedang dikembangkan oleh TFRIC19 untuk deteksi Covid-19.

Pada metode RDT IgG IgM, yang dideteksi adalah antibodi Immunoglobulin G (IgG) dan Immunoglobulin M (IgM) yang terbentuk sebagai respon tubuh penderita terhadap virus. Antibodi ini baru muncul setelah tujuh hari, sehingga metode tersebut masuk pada kategori late detection. (beritasatu)