Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

Presiden RI Jokowi didampingi Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie saat meninjau jalan di perbatasan Indonesia-Malaysia, tepatnya di wilayah Kecamatan Krayan, Nunukan pada 19 Desember 2019.

Warga Perbatasan: Terima Kasih Pak Jokowi!

Portalnawacita – Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Krayan, sebuah kecamatan di wilayah perbatasan RI-Malaysia, dikunjungi oleh Presiden.

Adalah Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang telah menginjakkan kakinya di Krayan, Kabupaten Nunukan, pada 19 Desember 2019 lalu. Kegembiraan masyarakat pun tak terbendung. Apalagi dengan melihat perhatian pemerintah di era Presiden Jokowi, di mana sejak 74 tahun merdeka, baru sekarang daerah tersebut memiliki fasilitas jalan mulus beraspal.

Kegembiraan warga Krayan ini diungkap oleh Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie, yang turut mendampingi Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke beberapa wilayah di Kaltara, termasuk Krayan beberapa waktu lalu.

“Alhamdulillah, banyak hal positif yang diperoleh untuk Kaltara dari kunjungan kerja Bapak Presiden Jokowi di Kaltara. Salah satunya saat ke Krayan. Beliau sangat memberikan perhatian untuk pembangunan infrastruktur jalan di wilayah perbatasan itu,” kata Gubernur.

Ketika hendak ke titik batas akhir wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tepatnya di Long Midang, dengan didampingi beberapa Menteri Kabinet Indonesia Maju, termasuk Gubernur, Presiden berkesempatan mengendarai sepeda motor. Video pun viral di berbagai media.

Kondisi jalan yang dilewati Presiden dan rombongan sejauh 15 kilometer (Km), dari Long Bawan, pusat Kecamatan Krayan Induk. Sepanjang 5 Km sudah dalam kondisi beraspal hotmix mulus. 10 Km di antaranya sebagian sudah pengerasan dan sebagian lagi masih badan jalan tanah. Beberapa titik tergenang air dan berlumpur, karena memang saat ini dalam kondisi cuaca hujan.

Gubernur mengatakan, ketika diwawancara wartawan di titik perbatasan, Presiden menegaskan pada 2021 jalan tersebut ditargetkan tuntas beraspal, mulus semua.

“Tidak terbayangkan, setelah 74 tahun Indonesia Merdeka, masyarakat Indonesia di perbatasan Indonesia-Sarawak, Malaysia yang tadinya sangat terisolir, tertinggal dan terbelakang, dapat melihat, merasakan langsung, dan menikmati jalan beraspal mulus. Begitulah kegembiraan yang dirasakan dan disampaikan oleh warga Krayan. Terima Kasih Pak Jokowi!” ucap Irianto meneruskan ungkapan warga di perbatasan.

Selain berterima kasih kepada Presiden, Gubernur juga menyampaikan bahwa masyarakat juga perlu mengucap terima kasih dan apresiasi kepada para Menteri Kabinet Kerja (2014-2019) serta Kabinet Indonesia Maju (2019-2024). Khususnya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan jajaran Kementerian PUPR.

Gubernur mengatakan, pembangunan infrastruktur jalan menjadi perhatian serius oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Tak terkecuali jalan di wilayah perbatasan. Hal ini dilakukan sebagai upaya memperlancar konektivitas antardaerah. Terutama membuka keterisolasian wilayah.

Pembangunan jalan di perbatasan RI-Malaysia yang sebagian besarnya berada di Kaltara, kata Irianto, sudah dimulai sejak beberapa tahun silam. Hanya secara intensif dan terus dikebut dengan alokasi anggaran yang besar dilakukan sejak era pemerintahan Jokowi. Progres pembangunan jalan di perbatasan Kaltara menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan.

Dari target jalan sepanjang 966,59 Km, saat ini sudah terbuka jalan sepanjang 762,89 Km. Tinggal menyisakan 80,08 Km yang belum terbuka atau masih kondisi berupa hutan. Selebihnya, ada sepanjang 123,62 Km untuk relokasi atau pemindahan terhadap jalan yang sudah ada dengan desain pembukaan jalan baru.

“Jalan yang sudah terhubung memang masih didominasi oleh jalan tanah. Namun sudah ada beberapa segmen yang telah beraspal,” kata Irianto.

Pembangunan jalan perbatasan di Kaltara, kata Gubernur, dibagi atas dua ruas. Yakni, ruas jalan perbatasan Long Boh hingga Malinau dengan total panjang jalan 614,55 Km, dan ruas jalan paralel perbatasan dari Malinau hingga Long Midang sampai di Tau Lumbis, Nunukan dengan total panjang jalan 352,04 Km.

Secara garis besar, ruas jalan perbatasan mulai dari Long Boh-Metulang-Long Nawang, Long Nawang-Long Punjungan, dan ruas jalan Long Pujungan-Long Kemuat-Langkap-Malinau. Sedangkan jalan paralel perbatasan, mulai dari Malinau-Long Semamu, Long Semamu-Long Bawan, Long Bawan-Long Midang hingga Mensalong-Tau Lumbis.

“Hingga Desember 2019, untuk ruas jalan perbatasan 5 Km sudah teraspal, sedangkan jalan paralel perbatasan yang sudah teraspal 45,94 Km, sisanya masih berupa agregat, tanah dan kondisi belum terbuka (hutan),” ungkapnya.

Sementara itu, pada 2019, melalui APBN pemerintah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 925,2 miliar untuk melanjutkan kegiatan penyelenggaraan jalan perbatasan di Kaltara. Terdiri dari pembangunan jalan dan pemeliharaannya, serta pembangunan jembatan. Secara rinci, sebutnya, dari anggaran itu digunakan untuk 17 paket yang dikerjakan melalui Satker PJP Kaltara. [Humas Pemprov Kaltara)