Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

Tips Buka Usaha Bermodalkan Dana BLT Rp. 600 Ribu

Kondisi ekonomi yang sedang sulit akibat pandemi virus Corona (COVID-19) membuat harus putar otak mencari tambahan penghasilan, salah satunya dengan menjalankan bisnis. Bantuan yang mau diberikan pemerintah Rp 600 ribu per bulan selama 4 bulan bisa jadi modal usaha.

Perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho mengatakan pegawai bergaji di bawah Rp 5 juta yang mendapat bantuan bisa menggunakannya sebagai modal usaha. Dia menyarankan sisihkan 50% dari bantuan untuk modal usaha.

“Bisa dan boleh banget kalau mau digunakan sebagai modal usaha, malah hal tersebut bisa jadi potensi menambah pemasukan ke depannya. Cara mengaturnya adalah gunakan dana tersebut sebagai modal usaha maksimal 50% saja dulu karena selebihnya kita alokasikan sebagai dana darurat dan kebutuhan lainnya,” kata Andy kepada detikcom, Selasa (25/8/2020).

Dengan modal minim tersebut Anda bisa menjadi reseller atau dropshipper dari produk makanan seperti frozen food, produk pakaian, hingga produk kesehatan seperti masker dan hand sanitizer.

“Bisnis yang bisa dijalankan seperti menjadi reseller dari produk frozen food, masker, hand sanitizer, sampai produk-produk fashion ataupun aksesories HP (handphone). Syukur-syukur bisa dengan sistem dropshipper sehingga akan dapat semakin meminimalkan modal yang diperlukan,” sarannya.

Dalam memperhitungkan uang untuk membuka usaha disarankan harus berhati-hati karena berisiko tinggi. Untuk itu, carilah usaha yang dijalankan hanya jika ada pesanan seperti jualan makanan yang dibuat sistem pre-order (pesan dahulu sebelum memproduksi).

“Bisa jual makanan, katering sistem PO biar resiko kecil karena semua bisnis risiko pasti tinggi, makanya harus diperkecil dengan strategi. Contoh seperti makanan tadi hanya dibuat kalau ada pesanan, jadi sistemnya PO dua kali seminggu,” terang Chairman & President Asosiasi Perencana Keuangan IARFC (International Association of Register Financial Consultant) Indonesia, Aidil Akbar Madjid dihubungi terpisah.

Andy menyarankan agar pegawai bergaji di bawah Rp 5 juta yang mendapat bantuan Rp 600 ribu per bulan selama 4 bulan tidak membeli produk-produk impor. Alangkah baiknya uang tersebut digunakan untuk belanja kebutuhan dari pedagang usaha mikro kecil menengah (UMKM) langsung.

“Jangan beli barang impor,” tegas Andy.

Andy mengatakan masyarakat yang beruntung mendapat bantuan tersebut harus menggunakan uangnya secara bijak dan bukan untuk membeli keinginan semata.

“Mereka yang akan mendapat BLT dianggap dan dikategorikan sebagai kelompok yang terdampak dari krisis yang terjadi. Maka karena mereka terdampak secara ekonomi, maka penggunaannya pun harus lebih bijak lagi dalam memenuhi konsumsinya yaitu pada kebutuhan yang memang benar-benar penting dan urgent, bukan hanya sekedar keinginan semata,” ujarnya.

Keinginan semata yang dimaksud seperti untuk memenuhi kebutuhan konsumtif yang sebenarnya tidak dibutuhkan seperti pakaian baru, hingga handphone (HP) baru.

“Jadi berkeinginan untuk beli baju baru yang lagi ngetren, padahal sebenarnya baju-bajunya yang lain juga masih banyak dan layak pakai semua. Nah pembelian baju ini lah yang masuk kategori hanya keinginan semata, bukan kebutuhan. Lain halnya kalau bajunya memang harus dimiliki karena kebutuhan pekerjaan misalnya. Itu sudah masuk kategori kebutuhan,” terangnya.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Mohammad Faisal menambahkan bahwa bantuan tersebut sebaiknya dihabiskan, bukan untuk ditabung. Pasalnya salah satu tujuan pemerintah memberikan bantuan tersebut untuk mendorong konsumsi masyarakat di tengah pelemahan ekonomi karena virus Corona (COVID-19).

“Semestinya tujuannya adalah untuk mendorong konsumsi dan menggerakkan perekonomian karena permasalahannya saat ini terjadi penurunan permintaan. Jadi semestinya harapannya semuanya untuk dibelanjakan, bukan untuk ditabung,” tuturnya.[*]

detik.com