Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

Potret Pasca-Pesta Demokrasi: Implikasi Kemenangan Satu Putaran

Pada pekan lalu, kita menyaksikan peristiwa penting dalam pesta demokrasi yang diadakan pada tanggal 14 Februari lalu, di mana rakyat memilih presiden serta calon wakil rakyat. Perjalanan ini menuai perhatian pasar, terutama karena kecenderungan untuk satu putaran pemilihan yang telah diprediksi sejak awal Januari. Pasar mengantisipasi dan memasukkan dalam harga kemungkinan adanya satu putaran, yang kemudian terbukti terjadi.

Pada tanggal 15 dan 16 Februari, terjadi aliran modal asing yang cukup signifikan, sekitar Rp. 8 triliun, menandai euforia pasar. Meskipun demikian, ada kekhawatiran bahwa pasar sebenarnya belum merespons secara maksimal. Konstrain lainnya terlihat, terutama terkait dengan proses review yang masih berlangsung, menyoroti kompleksitas dalam proses demokrasi.

Dalam konteks pemerintahan baru, terutama Prabowo dan Gibran, kebijakan ekonomi yang cenderung ekspansif diprediksi akan mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5%. Langkah-langkah seperti makan siang gratis, susu gratis, dan subsidi lainnya diharapkan akan memberikan stimulus yang diperlukan. Namun, ada beberapa dampak yang perlu diperhatikan.

Pertama, pelebaran defisit fiskal menjadi perhatian utama. Meskipun perkiraan defisit fiskal masih di bawah batas stresold aman 3%, tetapi jika tidak dikendalikan dengan baik, dapat menimbulkan kekhawatiran. Pembiayaan yang signifikan dari sisi fiskal dapat memberikan tekanan pada pasar obligasi.

Kemudian, impor beberapa barang seperti alutsista dan sapi untuk program susu gratis dapat memperlebar defisit neraca perdagangan. Selain itu, ada potensi untuk pembiayaan fiskal yang bersaing dengan pasar obligasi korporat, yang pada akhirnya dapat menghambat kemampuan industri untuk berkembang.

Namun demikian, jika dikelola dengan baik, ekspansi fiskal yang efisien dapat memacu pertumbuhan ekonomi tanpa mengorbankan stabilitas fiskal atau neraca perdagangan. Sektor infrastruktur, keuangan, dan pertanian diprediksi akan mengalami pertumbuhan yang signifikan di bawah pemerintahan baru.

Di sisi lain dunia, Amerika Serikat juga memiliki dampak signifikan. Data yang dirilis menunjukkan angka inflasi yang lebih tinggi dari konsensus, namun penurunan penjualan ritel mempertahankan tekanan agar Federal Reserve tidak menaikkan suku bunga. Ini memunculkan ketidakpastian di pasar global, termasuk pasar negara berkembang seperti Indonesia.

Secara keseluruhan, kemenangan satu putaran ini membawa potensi besar untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, perlu waspada terhadap potensi risiko seperti pelebaran defisit fiskal dan dampaknya terhadap pasar obligasi dan neraca perdagangan. Pengumuman resmi dari KPU tanggal 20 Maret akan memberikan kejelasan lebih lanjut, dan pasar menantikan hasil yang sesuai dengan harapan. Demokrasi adalah proses yang dinamis, yang membutuhkan kehati-hatian dalam mengambil langkah ke depan. Semoga semua langkah yang diambil dapat menghasilkan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

*) Fithra Faisal, Ekonom Senior Samuel Sekuritas