Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

ilustrasi - CNN

Pengusaha Dukung Riset LSI Denny JA Soal Ekonomi Dibuka Juni

Portalnawacita –  Kalangan pelaku usaha menyambut baik hasil riset yang dipublikasikan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, dan mendukung aktivitas ekonomi dibuka kembali meskipun pandemi virus corona (Covid-19) belum sepenuhnya reda.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi), Adhi Lukman, mengatakan jika aktivitas semua sektor lumpuh dalam waktu cukup lama, maka akan memberatkan perekonomian Indonesia.

“Prinsipnya setuju (hasil riset Denny JA), agar perekonomian bisa mulai jalan lagi, karena sekarang semua kena dampak dan akan berat buat Indonesia kalau terlalu lama berhenti,” ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

Dalam riset bertajuk ‘Indonesia Kembali Bekerja: Lima Kisi-kisi’, LSI memprediksi kegiatan perekonomian di Indonesia bisa kembali beroperasi mulai Juni 2020, meski pandemi virus corona masih terjadi.

Namun demikian, ia memastikan jika aktivitas ekonomi kembali bergerak, maka setiap perusahaan wajib memenuhi protokol pencegahan Covid-19 secara ketat. Bahkan, ia menegaskan perusahaan-perusahaan besar sudah menerapkan protokol tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan dan pedoman Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Mereka juga telah menyampaikan laporan berkala setiap pekan kepada Kementerian Perindustrian melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas).

Adhi sepakat dengan riset tersebut, jika pembukaan aktivitas ekonomi dimulai pada daerah yang menunjukkan kurva melandai.

“Daerah yang mulai membaik prediksi saya bisa Juni dibuka,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Adhi juga menanggapi penolakan dari asosiasi pekerja. Ketua Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Mirah Sumirat menolak hasil riset itu. Ia menduga riset tersebut merupakan ‘pesanan’ dari pihak tertentu dan tidak mewakili secara utuh fakta di lapangan.

Adhi menilai masyarakat harus berpikir realistis antara tetap waspada sekaligus menjaga roda ekonomi bergerak.

“Tiap orang punya pandangan sendiri-sendiri. Tidak masalah, yang penting sekarang kita harus realistis untuk tetap waspada. Namun ekonomi tidak boleh berhenti,” imbuhnya.

Senada, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey, berharap sektor ritel mendapatkan kembali keleluasaan dalam menjalankan operasional. Mengingat, lanjutnya, terdapat sejumlah daerah yang membatasi jam operasional.

“Pembatasan jam operasional itu menimbulkan keramaian dan penumpang pelanggan, tapi kalau normal pelanggan sudah terbiasa dengan jamnya masing-masing,” ujarnya.

Ia menilai sektor ritel menjadi salah satu sektor yang menempati urutan prioritas untuk dapat beraktivitas normal kembali. Sebab, masyarakat masih tetap membutuhkan konsumsi meski terjadi pandemi.

Di samping itu, ia meyakini jika ritel kembali bergerak maka konsumsi masyarakat ikut terdongkrak.

“Prinsip dasarnya kami siap jalankan itu, untuk melayani kebutuhan pokok dan supaya produktivitas kami untuk menyelesaikan tanggungan tenaga kerja, utang cicilan bunga, dan sebagainya. Supaya ekonomi tetap jalan karena pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga,” jelasnya.

Akan tetapi ia berharap tiga hal kepada pemerintah jika sektor ritel kembali dibuka normal. Pertama, tidak ada pembatasan jam operasional guna mencegah penumpukan pembeli. Kedua, proteksi dari aparat keamanan dari tindakan kriminal dan oknum penimbun. Ketiga, meminta pemerintah tak menambah beban kepada pelaku usaha seperti rapid test bagi pekerja dengan biaya ditanggung perusahaan.[*] 

cnnindonesia.com