Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

Kontraktor Proyek Atmin Gwijangge bersama Pangdam VXII Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa bersama pejabat TNI POLRI saat konferensi pers

Kontraktor Proyek Atmin Gwijangge bersama Pangdam VXII Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa bersama pejabat TNI POLRI saat konferensi pers

OPM Pimpinan Egianus Kogoya Kembali Tunjukkan Eksistensi Ancam Pekerja Puskesmas Kampung Yenggelo

portalnawacita.com – Untuk kesekian kalinya, gangguan keamanan berupa ancaman kembali dilakukan oleh kelompok separatis Papua terhadap masyarakat.  Sebanyak 18 orang terdiri dari 10 pekerja yang sedang membangun puskesmas di Kampung Yenggelo dan warga yang membutuhkan pelayanan kesehatan, Senin 20 Februari 2023 kemarin dievakuasi ke Timika, ibu Provinsi Papua Tengah. Berdasarkan penjelasan dari Danrem 172/PWY Brigjen TNI JO Sembiring, dikutip dari ANTARA, disampaikan bahwa selain pekerja, evakuasi juga dilakukan terhadap warga setempat yang takut dan meminta ikut keluar dari Alama. Proses Evakuasi dilakukan setelah pengusaha lokal yang membangun Puskesmas meminta bantuan untuk mengevakuasi karyawannya dalam rangka menghindari gangguan dari kelompok separatis pimpinan Egianus Kogoya. Para pekerja dan warga yang diancam kemudian meninggalkan Kampung Yenggelo dengan berjalan kaki selama dua hari untuk bisa sampai di Distrik Alama dan meminta bantuan TNI untuk proses evakuasi.  Operasi misi penyelamatan kemanusian dilakukan secara standar operasional prosedur TNI, dimana melibatkan 1 Boeing untuk melakukan pengintaian (survelains), Heli Bell melaksanakan perlindungan dari udara (air cover), dan heli Caracal melaksanakan evakuasi.

Brigjen TNI JO Sembiring selaku pemimpin evakuasi, menjelaskan bahwa kelompok OPM pimpinan Egianus Kogoya saat ini telah dalam keadaan terdesak dan mulai terpecah menjadi beberapa sub kelompok. Perlu diwaspadai bahwa berdasarkan informasi yang diterima, mereka masih ingin melakukan penyanderaan lagi menyasar warga masyarakat di sekitar Kabupaten Nduga. Warga Kampung Alama menjadi sasaran kelompok separatis karena wilayah tersebut menjadi perlintasan gerombolan Egianus Kogoya yang pekan lalu membakar pesawat Susi Air.

Sebelumnya, pihak TNI-Polri juga telah mengevakuasi 15 pekerja pembangunan Puskesmas di Paro untuk dibawa ke Timika, termasuk mengevakuasi masyarakat dari Paro ke Kenyam, ibukota Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.

Kelompok Separatis, atau juga disebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) juga baru saja membakar sebuah rumah di samping Tower Telkom di Kampung Kago, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Tak hanya itu, mereka juga terlibat baku tembak dengan aparat keamanan di Kampung Nipularome, namun tidak terdapat korban jiwa dalam kejadian tersebut.

TNI-Polri Siapkan Operasi Pembebasan Pilot Antisipasi Buntunya Pendekatan Dialog

Dalam upaya pembebasan pilot Susi Air, meski saat ini masih mengedepankan pendekatan lunak melalui tokoh agama, tokoh gereja, dan bupati. Namun pemerintah melalui Satgas Damai Cartenz TNI-Polri akan melakukan operasi pembebasan. Hal tersebut sesuai dengan standar operasi dengan batasan waktu agar pendekatan yang dilakukan tidak kemudian berlarut. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menegaskan bahwa penegakan hukum akan menjadi metode terakhir untuk membebaskan pilot Susi Air yang disandera oleh kelompok separatis pimpinan Egianus Kogoya apabila negosiasi berjalan buntu atau deadlock.

Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani juga menyatakan bahwa tim gabungan TNI-Polri telah berhasil mengamankan sejumlah barang bukti yang diduga biasa digunakan oleh kelompok separatis pimpinan Egianus Kogoya sebagai alat propaganda. Alat yang dimaksud antara lain berupa kamera video profesional, kamera DSLR, kamera genggam, dan lainnya. Selain itu, tim gabungan juga mengamankan beberapa dokumen yang diduga terkait dengan keberadaan kelompok separatis di Nduga. Barang-barang temuan tersebut telah diamankan dan sudah diserahkan kepada penyidik Polri untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Pesan Sejumlah Pihak untuk Bersama Menjaga Kemanan di Setiap Wilayah Papua

Adanya gangguan keamanan berupa penyanderaan hingga ancaman terhadap masyarakat yang dilakukan oleh Kelompok Separatis Papua menimbulkan respon dari sejumlah pihak. Pengutamaan keamanan dan kondusifitas di sejumlah wilayah Papua menjadi harapan bersama.  

Bupati Kabupaten Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana, mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama pemerintah daerah dan aparat TNI/Polri menjaga keamanan dan perdamaian. Menjadi kewajiban setiap warga negara yang hidup di wilayah Pegunungan Bintang untuk menjaga diri dan keamanan lingkungannya, mulai dari dusun, kampung, distrik, hingga kabupaten dan provinsi. Diharapkan masyarakat bersatu dan ciptakan kondisi yang aman sehingga pembangunan bisa berjalan.

Bupati Kabupaten Paniai Meki Fritz Nawipa menyampaikan bahwa pembangunan akan berjalan cepat melalui kerja sama semua pihak. Karena itu, dirinya meminta pemerintah, gereja, dan masyarakat saling mendukung, satu hati, dan satu pikiran agar semua program yang direncanakan dapat berjalan baik. Seluruh pihak juga harus tinggalkan rasa ego, rasa benci, dan rasa sombong kemudian saling menghormati dan mengasihi satu sama lain. Selain itu, masyarakat harus tinggalkan kebiasaan meneguk minuman keras, judi togel, serta palang-memalang.

Sementara itu, Tokoh Masyarakat Papua, Thaha Alhamid, mengajak masyarakat Papua untuk menciptakan suasana pemilihan umum tahun 2024 yang damai, baik sebelum maupun sesudah pelaksanaannya. Menurutnya, masyarakat wajib menjaga perdamaian, baik di dunia nyata maupun dunia maya, agar penyelenggaraan Pemilu tersebut dapat berjalan lancar, aman, dan kondusif. Dirinya juga berharap kepada masyarakat agar bijak dalam menggunakan media serta jangan terprovokasi dengan komentar-komentar yang ada. Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Suku D3N (Dani, Damai, Dauwa, dan Nabire), Ayub Wonda yang meminta seluruh pihak untuk mensukseskan Pemilu 2024. Dirinya juga meminta agar masyarakat, utamanya wilayah Provinsi Papua Tengah untuk tidak terprovikasi atas isu-isu yang menghambar kelancaran pembangunan di provinsi baru.

KPK Selidiki Kemungkinan Kelompok Separatis Papua Bantu Tersangka Koruptor RHP Kabur

Tak hanya berkaitan dengan misi pelepasan diri dari Indonesia, melalui jargon Papua Merdeka. Pergerakan kelompok separatis Papua disinyalir juga merambah dan terkait hingga wilayah kasus pejabat daerah. Kejadian penangkapan tersangka kasus dugaan siap, gratifikasi dan pencucian uang mencapai Rp200 miliar, yakni Bupati non aktif Mamberamo Tengah, Ricky Ham Pagawak (RHP) ternyata berbuntut pada kerterkaitan dengan kelompok separatis.

Sebelum akhirnya ditangkap, RHP diketahui menjadi buron dengan kabur ke Papua Nugini selama kurang lebih 7 bulan. Pihak KPK mengendus kemungkinan keterlibatan kelompok separatis Papua dalam upaya melarikan diri tersebut. Melalui Ketua KPK, Firli Bahuri menyatakan bahwa isu tersebut masih dalam pendalaman, termasuk adanya keterlibatan oknum aparat.  

__

Agus Kosek

(Pemerhati Masalah Papua)