Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

Cerita-Pekerja-Proyek-yang-Diancam-KKB-Papua-Sempat-Jalan-Kaki-Dua-Hari

Cerita-Pekerja-Proyek-yang-Diancam-KKB-Papua-Sempat-Jalan-Kaki-Dua-Hari

OPM Ancam Masyarakat Paro, Satgas Damai Cartenz Berhasil Evakuasi 25 Orang Gunakan Helikopter

portalnawacita.com – Sejumlah upaya masih dilakukan oleh aparat gabungan TNI dan Polri dalam mencari keberadaan pilot pesawat Susi Air, warga berkebangsaan Selandia Baru bernama Philip Mark Mehrtens yang diisukan sedang disandera oleh kelompok OPM pimpinan Egianus Kogoya di sebuah wilayah Nduga Papua. Kabar terbaru tersiar bahwa pihak aparat kembali mengevakuasi puluhan warga di wilayah Distrik Paro, Kabupaten Nduga Papua Pegunungan yang menjadi lokasi teror Egianus Kogoya. Berdasarkan pernyataan Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa dijelaskan bahwa pasukan gabungan telah kembali mengevakuasi 25 warga, dimana sebelumnya juga telah memindahkan 15 orang pekerja dari lokasi tersebut. Mereka diamankan di sekitar Gunung Wea tak jauh dari tempat dievakuasinya 15 pekerja bangunan yang diintimidasi kelompok separatis.  

Evakuasi Pekerja Bangunan dan Warga Paro karena Ancaman OPM

Adanya proses evakuasi terhadap masyarakat Paro adalah dampak dari adanya aksi teror yang dilakukan oleh kelompok separatis pimpinan Egianus Kogoya yang kemudian menyebarkan berita hoaks bahwa wilayah Paro akan dibom dan diserang oleh pihak TNI. Masyarakat kemudian berbondong-bondong meninggalkan wilayahnya karena takut kepada Egianus dengan sejumlah tindakan sadis yang pernah ia lakukan terhadap masyarakat.


Perihal ancaman juga sebelumnya dialami oleh 15 pekerja bangunan puskesmas Distrik Paro yang telah dievakuasi oleh Satgas Operasi Damai Cartenz menggunakan helikopter pada Rabu 8 Februari 2023 lalu. Bukan perkara mudah bagi mereka untuk mencari tempat pengungsian di distrik Kenyam, Nduga. Sebab, akses yang dilalui hanya bisa dengan berjalan kaki atau menggunakan pesawat. Para pekerja tersebut akhirnya memilih untuk berjalan dengan dipandu warga setempat untuk menyelamatkan diri. Mereka bahkan harus menginap di tengah hutan sebelum akhirnya dievakuasi oleh tim gabungan TNI dan Polri. Sebelumnya, perihal ancaman yang diterima oleh kontraktor pembangunan puskesmas tersebut juga telah disampaikan kepada Bupati Nduga, Namia Gwijangge di Timika yang kemudian ditindaklanjuti dengan koordinasi dengan sejumlah pihak.

Dalam upaya menangani kejadian tersebut, berdasarkan keterangan KSAD TNI AD, Jenderal Dudung Abdurachman disampaikan bahwa pihakya telah mengirim pasukan ke Nduga. Keberangkatan pasukannya memiliki dua target yakni menyelamatkan pilot Susi Air serta mengejar para pelaku dengan mengedepankan sisi humanis namun juga tegas. Dirinya juga mengklaim bahwa situasi di distrik Paro, Kabupaten Nduga terbilang masih kondusif, berdasarkan komando kewilayahan TNI AD setempat. Hal tersebut tidak segenting apa yang terdengar di pemberitaan. Masyarakat diminta untuk tidak perlu khawatir lantaran banyak pasukan TNI yang berjaga disana, meski masyarakat Paro merasa terintimidasi oleh keberadaan Kelompok Separatis.

Persiapan Pendekatan Dialog Hingga Operasi Pembebasan dalam Penyelamatan Pilot Susi Air

Dijelaskan oleh Pangdam XVII Cenderawasih, Mayjen TNI Saleh Mustafa bahwa pihaknya tengah Menyusun strategi untuk menyelamatkan sang pilot. Dalam pelaksanaannya, aparat keamanan akan melibatkan tokoh setempat untuk berdialog dengan kelompok separatis pimpian Egianus Kogoya. Jika terdapat kemungkinan gagal, maka pihaknya akan menggelar operasi pembebasan, yang didasarkan pada penindakan hukum.

Tim gabungan TNI Polri saat ini telah melibatkan warga hingga pendeta yang memiliki kedekatan dengan TPNPB-OPM, khususnya pimpinan Egianus Kogoya. Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri telah berhasil mendeteksi keberadaan sang pilot yang diduga masih tidak jauh dari distrik Paro. Saat ini pihaknya masih terus berkoordinasi dengan Pemda dan tokoh gereja dari Kingmi untuk membantu proses evakuasi.

Sebelumnya, pihak TPNPB-OPM melalui juru bicaranya menjelaskan bahwa jika tuntutan terhadap pemerintah Indonesia tidak terpenuhi, maka bukan ancaman eksekusi mati yang akan dilakukan kepada sang pilot. Melainkan pemaksaan terhadap warga Selandia Baru tersebut untuk tinggal di markas TPNPB dan dimanfaatkan untuk mengajari cara membawa pesawat dan helikopter. Sebuah rencana bangun tidur yang dipikir mudah untuk dipraktekkan dalam sekejap.

Dorongan Sejumlah Pihak agar Bertindak Tegas Terhadap Kelompok Separatis Papua

Sebuah respon sigap datang datang Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin yang menginstruksikan TNI-Polri untuk mengejar kelompok separatis pimpinan Egianus Kogoya. Pengejaran tersebut disebut dalam rangka penegakan hukum. Adanya kejadian pembakaran pesawat dinilai karena minimnya pengawasan keamanan di bandara. Menjadi perhatian kepada TNI-Polri agar memperketat penjagaan objek vital dan strategis.

Sementara itu, Ketua Persekutuan Gereja-Gereja di Papua (PGGP) Provinsi Papua Barat, Pendeta Sherly Parinussa, menegaskan bahwa pihaknya mengecam aksi kelompok separatis yang telah membakar pesawat Susi Air serta diisukan menyandera sang Pilot. Tindakan tersebut sangat merugikan masyarakat sipil di wilayah pedalaman karena pesawat Susi Air Pilatus Porter PC/6 PK-BVY digunakan sebagai transportasi sehari-hari. Adanya aksi tersebut merupakan bagian dari tindakan perampasan hak hidup manusia. Apalagi, pesawat dan pilotnya tidak ada sangkut paut dengan kondisi sosial di tanah Papua. Tindakan kelompok separatis telah menelan banyak korban baik itu warga sipil maupun aparat keamanan. Oleh sebabnya, gereja meminta kelompok separatis TPNPB OPM agar segera menghentikan segala bentuk tindakan kekerasan dan perampasan hak hidup warga sipil yang merusak kedamaian tanah Papua.

Munculnya Isu Hoaks dari Kelompok Separatis Gambarkan Keberadaan Pilot Susi Air

Di sisi lain, sebuah peringatan terbaru disampaikan oleh Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) XVII/Cenderawasih, Kolonel Herman Taryaman, bahwa untuk kesekian kalinya, kelompok separatis kembali menyebarkan isu hoaks di media sosial. Terlihat visual seorang bule di tengah-tengah sekelompok pria menggenggam senjata laras panjang. Sang bule tersebut mengenakan celana hingga selutut juga terlihat memegang tiang bendera Bintang Kejora. Bisa dipastikan bahwa maksud dari pengirim gambar tersebut ingin mengabarkan bahwa sang pilot telah dikuasai dan kini menjadi bagian dari OPM.

Namun setelah dilakukan penelisikan, gambar warga negara asing yang ditampilkan tersebut diambil dari konten pemberitaan tahun lalu, tepatnya pada 24 Februari 2022. Hal tersebut sangat disayangkan karena hingga kini keberadaan sang pilot masih dalam pencarian. Tak hanya sekali ini propaganda penyesatan dilakukan oleh OPM, sebelumnya mereka sempat menyebar berita ke masyarakat Paro Kabupaten Nduga bahwa TNI akan melancarkan operasi militer dan mengancam masyarakat setempat. Perbuatan tersebut masuk dalam pelanggaran undang-undang yang bisa dikenakan hukuman pidana.

__

Agus Kosek

(Pemerhati Masalah Papua)