Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

Presiden Jokowi disambut warga saat kunjungan ke Jayapura, Papua

Presiden Jokowi disambut warga saat kunjungan ke Jayapura, Papua

Opini Sesat Oposisi Sebut Kedatangan Jokowi Di Malam Hari Dikategorikan Pencuri

portalnawacita.com – Meski agak kurang sopan bagi sebagian kalangan, namun pepatah lama: anjing menggongong kafilah berlalu nampaknya masih berlaku dalam kehidupan dan keseharian kita. Niat baik seorang pemimpin negara yang ingin memotivasi anak muda, khususnya di wilayah Papua melalui peresmian gedung Papua Youth Creative Hub (PYCH), Selasa 22 Maret 2023 kemarin justru disalahartikan melalui provokasi dari sejumlah pihak yang selama ini konsisten sebagai oposisi pemerintah.  

Artikel media online Jubi,id mengangkat pernyataan dari Juru bicara Jaringan Damai Papua (JDP), Yan Christian Warinussy bahwa dirinya merasa prihatin atas kunjungan Presiden Jokowi ke Papua. Menurutnya kegiatan tersebut hanya bersifat seremonial belaka. Kunjungan Presiden Jokowi disebut tidak berisi langkah nyata untuk mengubah situasi sosial politik dan keamanan serta mendorong terbangunnya perdamaian di tanah Papua.

Narasi serupa juga disampaikan oleh pendeta Socratez Yoman dalam format video yang diunggah di kanal Youtube dan Twitter. Terdapat logika aneh, bahwa menurutnya kehadiran Presiden Jokowi pada malam hari dikategorikan sebagai pencuri. Kegiatan yang dilakukan juga hanya pengulangan saja tanpa menyentuh akar persoalan di tanah Papua. Sementara itu, tokoh OPM, Jeffrey Bomanak yang sebelumnya juga telah bersikap kontra terhadap kunjungan presiden. Kembali menuliskan opininya di media sosial Facebook. Menurutnya, karakter Presiden Indonesia yang masuk malam hari di Papua dengan pengawalan kekuatan militer berjumlah 3600 personil adalah bukti bahwa Indonesia sudah tidak aman di Papua.

Ketiga opini provokatif tersebut datang dari tokoh yang memang kerap bersikap frontal memanfaatkan kemudahan jejaring media sosial maupun media online. Ketiganya juga diketahui kerap bersikap individual tanpa melibatkan keputusan kelompoknya sendiri. Seperti diketahui bahwa Socratez Yoman mempertaruhkan reputasinya sebagai pendeta untuk berpolitik yang preferensinya condong kepada OPM. Sebuah langkah penyesatan terhadap pengikut atau jemaatnya khususnya di masyarakat Papua. Kemudian, Jeffrey Bomanak sebagai tokoh OPM juga kerap berselisih dengan tokoh lainnya seperti Benny Wenda dan Sebby Sambom. Bahkan oleh seorang Egianus Kogoya, dirinya dicap numpang hidup karena hanya mengandalkan perjuangan para anggota OPM di lapangan tanpa adanya kontribusi apapun yang diberikan. Sementara itu, Jaringan Damai Papua dalam implementasinya kerap berseberangan dengan pemerintah meski memiliki misi mengkampanyekan pentingnya dialog sebagai solusi penyelesaian konflik di tanah Papua.

Bisa dibilang, sikap mereka terlalu kaku atau sengaja demikian dalam membahas permasalahan Papua yang bisai dilihat dari berbagai sisi. Isu permasalahan HAM yang kerap diangkat memang hingga kini belum tuntas. Namun pemerintah melalui Presiden Jokowi pada Januari 2023 lalu telah mengakui adanya peristiwa pelanggaran HAM berat di masa lalu dimana beberapa kejadian terjadi di Papua. Dalam pernyataannya, presiden menaruh simpati dan empati mendalam kepada para korban dan keluarga korban. Pemerintah berusaha untuk memulihkan hak-hak para korban secara adil dan bijaksana tanpa menegasikan penyelesaian yudisial.  

Kunjungan Presiden ke Papua kali ini tentu memiliki misi penting yang juga harus diperhatikan. Tak berarti kemudian melupakan sejumlah peristiwa dan upaya untuk mendamaikan bumi cenderawasih atas sejumlah peristiwa kekerasan termasuk penyelesaian pelanggaran HAM masa lalu. Kegiatan peresmian Gedung PYCH juga merupakan wujud perhatian seorang kepala negara khususnya kepada Papua.

Perhatian Besar Presiden Jokowi Terhadap Wilayah Papua

Sama sekali bukanlah sebuah kesalahan jika seorang Presiden memberikan motivasi dan semangat terhadap pemuda Papua dengan berkunjung langsung untuk meresmikan Gedung PYCH. Jika ujung tombak sebuah perubahan negara adalah pemuda, maka dengan segenap daya dan upaya perlu didukung, didampingi, serta didorong hingga benar-benar menjadi manusia. Manusia yang berguna bagi pembangunan dan kemajuan Papua khususnya. Menjadi hal terpenting adalah agar para pemuda Papua tidak terjerumus kepada hal-hal kontraproduktif. Kemunculan Egianus Kogoya sebagai generasi muda kelompok separatis adalah fakta sekaligus contoh miris, bahwa pemuda yang tidak mendapat pengarahan, akan terjerumus menjadi musuh negara yang bahkan oleh masyarakat sekitar sendiri tidak dihormati akibat sejumlah tindakan kejamnya yang kerap menimbulkan korban jiwa.

Anggota DPR RI, Christina Aryani menilai bahwa Presiden Joko Widodo telah memberikan perhatian besar untuk Papua. Perhatian tersebut terbukti dari intensitas kunjungannya yang terbilang sering. Terhitung sudah 16 kali Presiden Jokowi mengunjungi Papua sejak menjadi Presiden. Beliau juga menjadi Presiden RI yang terbanyak mengunjungi wilayah Papua. Berdasarkan hal tersebut, Presiden Jokowi kian mampu menangkap persoalan yang nyata-nyata ada di lapangan. Artinya, semakin sering berkunjung maka Presiden mampu melakukan belanja masalah lebih banyak lagi dan lebih paham atas apa sebenarnya yang menjadi akar masalah Papua dan bagaimana solusi ideal yang perlu dilakukan. Dirinya mengakui kepemimpinan Presiden Jokowi yang turun langsung ke lapangan merupakan langkah tepat apalagi untuk masalah sepelik dan sekompleks di Papua. Diharapkan dengan semakin seringnya Presiden Jokowi berkunjung, maka masalah Papua mendapat titik terang dalam upaya penyelesaian.

Presiden Jokowi Bahas Strategis Pembebasan Pilot Susi Air Ketika Berkunjung di Jayapura

Menjadi sesuatu yang menggelikan jika kedatangan seorang Presiden di Papua pada malam hari kemudian dianalogikan sebagai seorang pencuri. Logika tak berdasar tersebut bukan menjadi sesuatu yang mengherankan jika muncul dari para oposisi yang kerap berkata sesuka hati bahkan berusaha mengelabui fakta yang ada. Jadwal kegiatan seorang kepala negara tentunya tak seperti para pengkritik ini yang bisa datang sewaktu-waktu. Jadwal pendaratan di malam hari bisa disebut juga merupakan keputusan Presiden Jokowi untuk mempersiapkan rangkaian kunjungan yang diselenggarakan sehari penuh di keesokan harinya. Bahkan setelah mendarat di bandara Sentani pada malam hari tersebut. Presiden bersama panglima TNI dan Kapolri mengumpulkan jajaran aparat keamanan di Papua untuk rapat internal membahas langkah strategi pembebasan pilot Susi Air, termasuk pendekatan keamanan di Papua Pegunungan. Hal ini yang sebenarnya tidak terpikir oleh para pengkritik yang lebih mengarah pada provokator tersebut. Karena dibenak mereka yang ada hanyalah kegiatan seremonial sang presiden. Jika mendarat di malah hari saja diklaim sebagai pencuri, lalu bagaimana dengan seorang Lukas Enembe yang datang dan pergi sesuka hati di wilayah kerjanya Papua lalu ketahuan hobby berjudi dan kini terbukti menjadi tersangka korupsi mengambil uang rakyat tanpa rasa bersalah.

Musuh Masyarakat Papua adalah Kelompok Separatis dan Elite Koruptor

Maka sebagai masyarakat yang kritis, harus paham siapa kawan dan lawan, utamanya dalam konteks kondisi di Papua yang kerap disorot karena konflik yang belum terselesaikan. Hal tersebut menjadi perhatian dari Tokoh Pemuda Papua, Nelson Ondi. Dalam pernyataannya ia menyebut bahwa musuh masyarakat Papua saat ini adalah Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua atau juga bisa disebut sebagai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) serta para elite yang terlibat korupsi. Pasalnya, yang kerap menjadi korban dari kedua pihak tersebut adalah perempuan dan anak-anak di Papua. Menurutnya, masalah di Papua harus diselesikan dari akarnya namun tidak secara parsial. Permasalahan separatisme yang menahun harus dicarikan solusi pendekatan sehingga tidak lagi menjadi perulangan yang berakhir bertambahnya korban dalam setiap aksi kekerasan. Sementara itu, ketika negara memberikan kepercayaan justru para elite Papua menyalahgunakan kekuasaan dan wewenangnya. Masalah korupsi yang melahirkan kelas kakap baru dan gaya hedonisme menjadi masalah akut lainnya di Papua yang juga harus dituntaskan.

__

Agus Kosek

(Pemerhati Masalah Papua)