Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

Mendukung Upaya Pemerintah Memberantas Kelompok Separatis Teroris (KST) Papua

Anggota Komisi I DPR RI, Dave Laksono mendukung pemerintah melakukan pendekatan militer besar-besaran untuk menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

Menurut Dave, sebelum pemerintah dan Badan Intelijen Negara (BIN) melabelkan KBB sebagai Kelompok Separatis Teroris (KST), aksi Tentara Pembebasan Nasional/Operasi Papua Merdeka (TPN/OPM) telah mengorbankan warga sipil dan TNI/Polri.

“OPM itu adalah kelompok teroris karena melakukan teror dan pembunuhan kepada masyarakat sipil. Sekolah dibakar, guru tewas ditembak. Itu adalah pelanggaran pidana. Kepada kombatannya memang tegas, maka military approach (pendekatan militer) dibutuhkan,” kata Dave (29/4/2021).

Lebih lanjut, Dave mengatakan, pendekatan militer secara tegas menjadi kebutuhan mendesak. Pasalnya gerakan TPN/OPM sudah semakin terorganisir, dengan dukungan persenjataan dari pihak luar.Aksi kelompok ini juga menurutnya semakin menguat karena mendapat dukungan dari masyarakat setempat.

Sebelumnya, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo (Bamsoet), meminta aparat keamanan menurunkan kekuatan penuh dan menumpas habis Kelompok Separatis Teroris (KST) di Papua. Menurutnya, aparat keamanan tidak perlu ragu untuk menurunkan kekuatan penuh dan urusan Hak Asasi Manusia (HAM) bisa dibicarakan belakangan.

Bamsoet bahkan menyarankan agar empat matra terbaik selain Brigade Mobil (Brimob) Polri yakni Gultor Kopassus, Raiders, Bravo, dan Denjaka diturunkan untuk untuk menumpas (KST) di Papua.

Menurut Bamsoet langkah ini bisa dilakukan karena tindakan (KST) di Papua sudah sangat meresahkan dalam beberapa waktu terakhir. Mulai dari penembakan seorang guru di Kabupaten Puncak pada 8 April 2021 hingga penembakan seorang pelajar SMA di Kabupaten Puncak pada 15 April 2021.

“Aparat TNI, Polri serta intelijen harus terus melakukan pengejaran dan menindak tegas terhadap (KST) di Papua tersebut tanpa ragu dengan kekuatan penuh yang kita miliki. Kita tidak boleh membiarkan kelompok separatis terus melakukan tindakan yang mengakibatkan korban jiwa,” kata Bamsoet.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Bureaucracy and Service Watch (IBSW), Nova Andika, pada Selasa (27/4/2021) menegaskan Kelompok Separatis Teroris di Papua merupakan kelompok yang sering melakukan kekejaman tanpa perikemanusiaan kepada masyarakat layak diperangi.

“Kekejian mereka yang tanpa perikemanusiaan, yang ditujukan tidak hanya kepada aparat keamanan, melainkan kepada warga masyarakat, membunuh guru, dan bahkan melakukan kekejian kepada anak-anak sekolah dengan membakar gedung sekolah mereka, membuat kelompok ini wajib disebut kelompok separatis-teroris dan layak diperangi dengan operasi tempur,” kata Nova.

Menurut Nova, cara tersebut akan jauh lebih efektif untuk segera mengembalikan kondisi keamanan di Papua, yang tidak hanya akan memungkinkan warga kembali mendapatkan rasa aman untuk beraktivitas sosial, tetapi juga mengembalikan kondisi Papua untuk kembali melakukan aktivitas pembangunan demi mengejar ketertinggalan selama ini.
Mayoritas rakyat Papua, kata Nova, tentu menginginkan keamanan dan kedamaian, yang membuat Papua kondusif untuk melakukan pembangunan ekonomi demi mengejar kesejahteraan warga.

Nova menyatakan apresiasi dan salut atas sikap Presiden Joko Widodo yang segera memerintahkan Kepala Polri dan Panglima TNI untuk secepat mungkin menangkap pelaku penembakan sadis tersebut.

“Respons Presiden Jokowi dengan segera memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI untuk menangkap pelaku, sungguh tepat. Itu artinya Presiden menjunjung tinggi hukum, serta menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi kalangan mana pun untuk merasa kebal hukum,” kata Nova.

Dukungan beberapa kalangan tersebut setelah terjadi penembakan terhadap Kabinda Papua, Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha oleh kelompok Lekagak Telengen di Boega, Kabupaten Puncak, Papua hingga gugur pada (25/4/2021).

“Telah gugur sebagai pahlawan kusuma bangsa, Kabinda Papua, Brigjen TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha saat melakukan kontak tembak dengan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua,” kata Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto, (26/4/2021).

Saat kejadian Brigjen TNI Putu tengah melakukan observasi lapangan bersama sejumlah anggotanya di Kampung Dambet. Dia turun langsung lantaran ingin mengetahui kondisi terkini untuk menunjang misi pemulihan keamanan.

Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengakui bahwa pihaknya bertanggungjawab atas penembakan tersebut. Bahkan Sebby mengatakan bahwa pihaknya menganggap semua aparat sebagai musuh, sehingga dijadikan target untuk ditembak.

Jadi memang sudah sepantasnya KST di Papua di tumpas habis sampai keakar akarnya. (**)