Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

KKB Sandera 4 Pekerja BTS, Pengamat Terorisme: Indikasi Aparat dan Skenario Keamanan di Papua Harus Ditingkatkan

Khairul Fahm,  Pengamat terorisme dari Institute Security and Strategic Studies (ISESS).(dok pribadi)
Khairul Fahm,  Pengamat terorisme dari Institute Security and Strategic Studies (ISESS).

Manokwari – Pengamat terorisme dari Institute Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi mengatakan, berulangnya aksi penyanderaan oleh kelompok bersenjata yang membawa bendera bintang kejora, terhadap pekerja proyek-proyek infrastruktur, mengindikasikan kegagalan aparat dan skenario keamanan di Papua.

Dimana Kelompok kriminal bersenjata (KKB) menyandera empat pekerja PT Inti Bangun Sejahtera (IBS) di Okibab, Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. KKB meminta tebusan Rp 500 juta sebagai syarat agar keempat sandera segera dibebaskan.

“Tentunya kita berharap upaya penyelamatan dan pembebasan sandera bisa segera dilakukan. Namun pemerintah dan TNI-Polri saya kira juga harus mengevaluasi dan melakukan pembenahan secara cepat,” kata Khairul Fahmi saat dihubungi, Sabtu malam (13/5/2023).

Hal in, lanjutnya, terutama berkaitan dengan distribusi peran yang jelas dalam perbantuan TNI pada tugas-tugas kepolisian. “Polri saya kira perlu lebih fokus pada tugas utamanya yaitu melindungi masyarakat dan memelihara keamanan, selain menegakkan hukum.,” bebernya.

“Sementara TNI dalam kerangka OMSP perbantuan pada kepolisian di Papua, mestinya juga tetap tidak melupakan tugas pokoknya sebagai penjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah negara,” ucapnya.

Untuk itu, Panglima TNI seharusnya bisa lebih tegas dan selektif dalam menentukan personel dan pasukan yang akan ditugaskan di Papua, dengan memperhatikan performance indikator yang lebih tinggi dan lebih ketat. Misalnya yang menyangkut kesiapan mental dan fisik, tingkat capaian dalam latihan persiapan, tingkat loyalitas maupun integritasnya.

“Kesiapan ini saya kira dapat dipenuhi bila pembina fungsi, dalam hal ini para kepala staf angkatan dapat menyiapkan prajuritnya untuk siap tempur di penugasan-penugasan yang akan ditentukan, dengan lebih dini dan optimal dalam proses latihan pratugas. Dari sini, kegagalan operasi dan skenario akan sangat mungkin dihindari,” tutupnya.