Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

Imbauan untuk Mewaspadai Polarisasi dalam Pemilu 2024

Masyarakat dan peserta Pemilu 2024 diingatkan harus berkomitmen, dan menghindari kegaduhan seperti Pemilu 2019 lalu. Di antaranya menghindari polarisasi atau pembelahan sosial dampak politisasi agama, identitas, hingga SARA.

“Kalau kita belajar dari pemilu sebelumnya itukan tentang politisasi agama, politik identitas, ini sangat riskan kalau dimainkan. Berharap elite politik jangan ada yang menggunakan politik identitas untuk kepentingan di 2024,” kata Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas dikutip RRI.co.id saat berbincang dengan PRO3 RRI.

Fernando tidak menampik, kalau politisasi agama dan identitas sangat mudah memicu gejolak di masyarakat. Akibatnya, terjadilah polarisasi yang berkepanjangan.

“Berdasarkan para pengamat dan ahli, politik identitas ini  sangat rawan terutama masalah agama yang sangat mudah dilakukan provokasi. Sehingga ketika dipicu ini maka akan sangat mudah membuat gaduh di masyarakat,” ucap dia.

Oleh sebab itu, ia mendorong, masyarakat tidak mudah terpancing jika terdapat isu-isu SARA. Alangkah baiknya, sharing dan filter secara benar informasi tersebut.

“Sehingga kita bisa menguji apakah informasi itu benar atau tidak dengan melakukan pencarian ke sumber-sumber informasi yang kredibel. Jadi ketika ada elite politik membuat pernyataan bisa di crosscheck benar atau tidaknya pernyataannya,” ujar dia.

“Untuk para pemilih silahkan diperhatikan visi-misinya, beradulah dalam hal pemikiran visi-misi. Jangan beradu dalam tataran-tataran yang bisa membuat gaduh, menyerang individu, membuat isu-isu tidak mendidik,” ucapnya menutup.​