Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

Ekonomi Indonesia Memasuki Fase Titik Balik

PortalNawacita – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah menilai kondisi ekonomi Indonesia memasuki fase titik balik atau turning point usai terpuruk akibat pandemi covid-19. Meski masih mengalami kontraksi, namun seluruh komponen pertumbuhan ekonomi mulai menunjukkan tren meningkat bahkan telah melewati fase kritisnya.

“Momentum perkembangan ekonomi di triwulan III-2020 sudah menemukan turning point, untuk kembali kepada trek pertumbuhan ekonomi positif. Hal ini tercermin dari terjadinya perbaikan di berbagai sektor ekonomi nasional dari kondisi kontraksi yang dalam menuju ke arah positif pada triwulan III-2020,” jelas Said, dalam keterangan resminya, Senin, 23 November 2020.

Kendati demikian, Said mengakui, perekonomian nasional pada triwulan III-2020 terhadap triwulan III-2019 masih mengalami kontraksi menjadi minus 3,49 persen (y-o-y). Namun sudah mulai terjadi perbaikan dari triwulan sebelumnya sebesar minus 5,32 persen (y-o-y).

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Sedangkan terhadap triwulan sebelumnya (triwulan II 2020), sudah mengalami peningkatan sebesar 5,05 persen (q-to-q),” terangnya.

Menurutnya seluruh komponen pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren meningkat, baik dari sisi pengeluaran maupun dari sisi lapangan usaha. Membaiknya indikator ekonomi dari sisi lapangan usaha menunjukkan kinerja ekonomi mulai membaik. Bahkan secara triwulan (q-to-q), seluruh lapangan usaha menunjukkan tren positif.

Demikian juga secara tahunan (y-o-y), beberapa lapangan usaha masih mengalami pertumbuhan positif, di antaranya jasa kesehatan dan kegiatan sosial; informasi dan komunikasi; serta pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang.

“Sedangkan sektor lain, walaupun masih terjadi kontraksi, tapi sudah menunjukkan perbaikan,” imbuhnya.

Said berharap titik balik perekonomian nasional pada triwulan III-2020 harus tetap dipertahankan hingga triwulan-IV atau hingga akhir 2020. Karena itu, tambahnya, sisa waktu satu setengah bulan hingga akhir 2020 harus bisa dioptimalisasi oleh pemerintah.

“Belanja perlindungan sosial harus dioptimalkan penyerapannya,” tegasnya.

Optimalisasi anggaran PEN 2020

Lebih lanjut, ia mengatakan salah satu kunci akselerasi pemulihan ekonomi nasional hingga akhir tahun yakni optimalisasi penggunaan dana penanganan covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2020. Sampai saat ini, realisasi pemanfaatan dana penanganan covid-19 dan PEN hingga 11 November 2020 baru mencapai Rp386,01 triliun atau setara 55,5 persen.

“Karena itu, perlu upaya kerja keras, untuk bisa mewujudkan alokasi anggaran hingga mencapai 100 persen. Mengingat waktu tinggal 1,5 bulan lagi, jangan sampai PEN 2020 tidak bisa dioptimalkan,” tuturnya.

Dari beberapa program yang sudah dialokasikan untuk PEN 2020, lanjutnya, terdapat beberapa program yang perlu akselerasi. “Kita mengapresiasi realisasi program perlindungan sosial (Perlinsos) sudah mencapai Rp182,54 triliun atau 77,9 persen dari pagu Rp. 234,33 triliun. Realisasi penyerapan dana perlindungan sosial menjadi yang terbesar,” terangnya.

Said menambahkan anggaran penanganan covid-19 dan PEN 2020 harus dikawal agar bisa optimal dan efektif terhadap semua program yang sudah direncanakan. Untuk itu, pemerintah dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 serta seluruh stakeholder terkait harus bahu-membahu agar serapan anggaran bisa optimal hingga akhir 2020.

“Dengan melihat perkembangan penanganan covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional, saya berkeyakinan kondisi perekonomian nasional sudah melewati fase terendahnya,” pungkasnya.[*]

medcom.id