Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

Animo Berinvestasi Kala Pandemi Tinggi, Pemesanan ORI017 Tembus Rp 18,33 Triliun

PortalNawacita – Volume pemesanan pembelian obligasi ritel negara seri ORI017 mencapai Rp 18,33 triliun atau meningkat 123,3 persen dibandingkan seri sebelumnya ORI016. Peningkatan ini menunjukkan tingginya animo masyarakat untuk berinvestasi kendati dalam kondisi pandemi.

Setelah hampir sebulan, masa penawaran obligasi negara ritel seri 17 (ORI017) berakhir pada 9 Juli 2020 pukul 09.00 WIB dengan volume pemesanan pembelian ORI017 mencapai Rp 18,33 triliun. Volume pemesanan pembelian ORI017 jauh lebih tinggi dari ORI016 yang ditawarkan November 2019 lalu sebesar Rp 8,21 triliun.

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Deni Ridwan, yang dihubungi Sabtu (11/7/2020), menuturkan, penerbitan ORI017 di tengah pandemi cukup menantang. Sosialisasi dan promosi kini hanya memanfaatkan kanal daring bekerja sama dengan sejumlah mitra distribusi.

“Setelah memaksimalkan kampanye sosial media dan melibatkan para penggiat sosial, ternyata animo masyarakat sangat luar biasa untuk berinvestasi ORI017,” kata Deni.

Volume pemesanan pembelian ORI017 juga lebih tinggi dari target indikatif berkisar Rp 5 triliun-Rp 10 triliun. Pemerintah sebelumnya menetapkan target indikatif moderat mengingat keterbatasan ruang gerak sosialisasi dan promosi akibat Covid-19. Selain itu, ada kekhawatiran animo investor tidak terlalu tinggi dan lebih memilih menyimpan uang tunai.

Deni mengatakan, tingginya animo masyarakat terhadap ORI017 mengonfirmasi preverensi investor di tengah pendemi. ORI dinilai sebagai instrumen investasi yang sesuai dengan kondisi saat ini. Masyarakat mencari instrumen investasi yang aman, terjangkau, dan dapat diakses dimanapun mereka berada.

ORI memiliki beberapa keunggulan, antara lain risiko gagal bayar yang rendah atau bahkan nyaris nol karena dijamin langsung oleh negara melalui Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara. Selain jauh dari risiko gagal bayar, ORI017 dapat dijual atau dicairkan sebelum jatuh tempo.

Instrumen investasi ini dapat diperdagangkan di pasar sekunder sehingga dana investasi dapat dicairkan sebelum jatuh tempo. ORI juga memiliki jenis kupon tetap (fixed rate) berarti investor akan menerima imbal hasil minimal sesuai yang ditawarkan pemerintah setiap tahun. Investor terbebas dari risiko likuiditas.

Pemesanan ORI sudah mengadaptasi kondisi terkini. ORI017, misalnya, dapat dipesan secara daring melalui aplikasi 25 mitra distribusi, yang terdiri dari bank umum, perusahaan efek, dan perusahaan efek khusus (APERD Financial Technology), dan perusahaan teknologi finansial (tekfin) pinjaman antarpihak (peer-to-peer landing).

”Masyarakat bisa berinvestasi aman tanpa harus ke luar rumah,” ujar Deni.

Hasil penerbitan ORI akan digunakan untuk pembiayaan defisit APBN 2020, yang diproyeksikan mencapai Rp 1.039,2 triliun. Adapun target dari penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel secara keseluruhan berkisar Rp 30 triliun-Rp 40 triliun. Sejauh ini jumlah investor ritel Indonesia mencapai 163.557 orang.

Mitra distribusi

Co-Founder dan CEO Bareksa.com Karaniya Dharmasaputra menuturkan, kontribusi nilai penjualan ORI017 dari Bareksa terhadap total penjualan nasional melesat tiga kali lipat dibandingkan seri sebelumnya. Nilai penjualan ORI017 melonjak 608 persen, sementara jumlah nasabah meningkat 382 persen.

“Ini rekor tertinggi sepanjang sejarah penjualan SBN di Bareksa. Fenomena ini menarik, di tengah pandemi Covid-19 dan era normal baru, justru terlihat akselerasi penjualan di segmen retail melalui teknologi digital,” kata dia.

Menurut Karaniya, instrumen investasi SBN ritel akan semakin diminati di tengah ketidakpastian ekonomi dan pasar modal akibat pandemi. Momentum ini mesti dimanfaatkan untuk memperluas pasar SBN sehingga pemerintah memiliki sumber pendanaan baru yang berasal dari segmen investor ritel.

orporate Secretary PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Aman Sukriyanto, dalam keterangan pers, mengatakan, volume pemesanan pembelian ORI017 yang dibukukan BRI mencapai Rp 2,19 triliun dari 2.842 investor. Realisasi pemesanan pembelian ORI017 melampaui target pemasaran BRI sebesar Rp 500 miliar.

“Saat ini masyarakat sudah melek investasi dan memahami benar berbagai instrumen serta keuntungan berinvetasi,” kata Aman.

Pada 2020, penerbitan SBN ritel tetap dilakukan sebanyak enam kali, yang terdiri dari Savings Bond Ritel (SBR), sukuk tabungan (ST), sukuk ritel (Sukri), dan ORI.

Untuk mengakomodasi kebutuhan investor ritel, pemerintah menggeser jadwal penerbitan ORI dan SBR tahun ini. Penerbitan seri ORI017 dipercepat, dari semula Agustus-September menjadi Juni-Juli. Adapun SBR010 yang semula akan diterbitkan pada Juni-Juli menjadi Agustus-September.

Selain mengubah jadwal, pemerintah juga mengganti seri penerbitan SBN ritel. ST yang semula dijadwalkan dua kali menjadi satu kali tahun ini, yaitu hanya seri ST007 pada Agustus-September 2020. Slot penerbitan ST akan digantikan dengan sukuk ritel seri SR013 yang menurut rencana terbit pada Oktober-November 2020.[*]

Kompas.id