Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

Analis Intelijen dan Pertahanan, Connie Rahakundini Bakrie Sebut TPNPB OPM Diduga Dapat Bantuan DynCorp

Jayapura – DynCorp adalah Tentara bayaran asal Amerika Serikat, diduga ada hubungan dengan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat dan Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM).

Pada kasus penyerangan markas Komando Pasukan Khusu (Kopassus) di Papua, oleh TPNPB OPM disebut ada dukungan dari DynCrop.

Pada kasus penyerangan tersebut menewaskan 4 prajurit TNI, di Pos Militer Mugi Mam, Distrik Yal, Nduga, Kabupaten Papua Pengununga, Papua, pada hari Sabtu, 15 April 2023.

Menurut analis intelijen dan pertahanan Universital Jenderal Ahmad Yani Bandung, Dr Connie Rahakundini Bakrie, mengatakan TPNPB OPM di Papua, tidak berdiri sendiri, karena dapat bantuan dari asing, dan sekarang terus berkembang, dilangsir dari di YouTube R66 Newlitics, Selasa, 16 Mei 2023.

Pertama, DynCorp merupakan perusahaan kontraktor militer swasta di Reston Virginia Amerika Serikat, memiliki unit-unit usaha berkaitan dengan operasi bersenjata.

“Saya curiga DynCorp, ikut bermain di Papua,” kata Connie Rahakundini Bakrie.

Kedua, Connie Rahakundini Bakrie, kemudian curiga Erinys, organisasi tentara bayaran di Dubai, Uni Emirat Arab, dikenal selalu ikut beroperasi di daerah rawan konflik.

TNI, menurut Connie Rahakundinie Bakrie, mesti menelusuri sampai sejauh mana indikasi keterlibatan Erinys dukung TPNPB OPM di Papua.

Ketiga, G4S, organisasi perusahaan keamanan global berbasis di London, Inggris, diperkuat 620 ribu personil, selalu berada di wilayah konflik, mesti dicurigai ada di Papua.

Keempat, desertir TNI, menurut Connie Rahakundini Bakrie, patut dicurigai ikut mendukung akfititas TPNPB OPM di Papua.

Connie Rahakundini Bakrie menduga kalau ada pula tentara-tentara bayaran yang sebenarnya datang dari tubuh TNI sendiri.

Mereka adalah prajurit yang desersi, dan kemudian memilih dalam konflik Papua, karena bayaran yang menggiurkan.

“Kita tuh harus jujur ya, banyak sekali tentara kita dengan program yang salah dan terlalu terburu-buru, itu akhirnya jadi tentara desersi.”