August 25, 2024

Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

Rupiah Kembali Bertenaga, Pasar Manfaatkan Momentum Positif

Minggu lalu, pasar keuangan Indonesia dihadapkan pada beberapa berita yang sangat positif, terutama terkait dolar AS dan kebijakan The Fed ke depan. Salah satu pemicunya adalah data inflasi Amerika Serikat yang turun lebih dari yang diharapkan.

Data inflasi AS terbaru menunjukkan penurunan hingga 3%, lebih rendah dari konsensus yang hanya menargetkan 3,1%. Hal ini menjadi kabar yang sangat menggembirakan karena inflasi di AS selama beberapa bulan terakhir cukup tinggi, yang menempatkan The Fed dalam dilema untuk mempertahankan atau menurunkan suku bunganya. Penurunan inflasi ini memberikan dorongan positif bagi rupiah, yang telah mengalami rally signifikan, bergerak dari kisaran 16.200-16.300 ke ekuilibrium baru di kisaran 16.100, dengan potensi mencapai 16.000.

Namun, ada juga berita yang mengkhawatirkan terkait percobaan pembunuhan terhadap calon presiden AS, Donald Trump. Banyak analis melihat bahwa peristiwa ini sebenarnya dapat menguntungkan Trump, karena ia dikenal sebagai figur patriotik di Amerika. Jika Trump terpilih kembali pada bulan November, dampak kebijakan-kebijakannya terhadap pasar harus diperhatikan. Trump dikenal dengan kebijakan bilateralnya dan perang dagang dengan China yang sebelumnya memicu inflasi global.

Kebijakan Trump cenderung meningkatkan inflasi, yang mungkin akan memaksa The Fed untuk mempertahankan suku bunga tinggi hingga tahun depan. Namun, selama masa kepresidenannya sejak 2016, dunia relatif lebih tenang dari sisi perang fisik, karena Trump lebih fokus pada negosiasi ekonomi daripada kekerasan.

Di sisi lain, pengumuman dari Badan Anggaran (Banggar) terkait RAPBN 2025 menunjukkan beberapa asumsi makro yang penting. Target pertumbuhan ekonomi adalah 5,1-5,5% dengan defisit antara 2,4-2,8%. Ini sesuai dengan yang disampaikan Menteri Keuangan, Sri Mulyani, sebelumnya, di mana defisit tahun ini meningkat dari 2,3% menjadi 2,7%.

Keadaan pasar dalam beberapa minggu terakhir cukup terbantu oleh pengumuman inflasi AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak positif dengan potensi rally antara 7270-7340, dan jika berada di atas 7375, bisa masuk ke wilayah 7420. Ini menunjukkan bahwa pasar saham Indonesia terus mendapatkan momentum positif.

Di pasar obligasi, yield obligasi 10 tahun menunjukkan tren bullish dengan kecenderungan turun dari 7% ke 6,9%, dan bahkan bisa mencapai 6,8%. Ini adalah berita bullish untuk pasar obligasi di Indonesia.

Untuk investasi di pasar saham, sektor yang patut dikoleksi adalah IDX Finance dan IDX Cyclical, karena momentum pertumbuhan ekonomi yang positif. Di pasar obligasi, obligasi dengan tenor 3 tahun, 4 tahun, dan 15 tahun menjadi pilihan yang baik, dengan tren bullish di semua tenor tersebut.

Secara teknis, ini disebut sebagai Bull Flattening, di mana pasar bullish dipicu oleh obligasi jangka panjang.