Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

Covid-19 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Portalnawacita – Lembaga pemeringkat Moody’s Investors Services mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,8 persen yang semula 4,9 persen pada 2020. Revisi itu dilatarbelakangi merebaknya Covid-19 atau virus korona.
 
Moody’s juga merevisi tingkat inflasi Indonesia yang semula 3,8 persen menjadi 3,9 persen. Akan tetapi, lembaga pemeringkat asal Amerika Serikat (AS) itu menilai kebijakan moneter yang dikeluarkann Bank Indonesia (BI) dalam menangani virus korona telah akomodatif.
 
Dalam laporannya yang bertajuk Global Macro Outlook 2020, Moody’s mengatakan dampak dari virus korona akan mengguncang rantai pasokan dan permintaan yang berdampak pada melambatnya pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2020.

“Kami merevisi baseline perkiraan pertumbuhan ekonomi 2020 untuk semua ekonomi G-20. Negara-negara ini sebagai kelompok, akan tumbuh sebesar 2,1 persen pada 2020, 0,3 poin lebih rendah dari perkiraan kami sebelumnya,” demikian catatan Moody’s melalui keterangan resminya, Minggu, 8 Maret 2020.
 
Khusus untuk Tiongkok, diperkirakan pertumbuhannya di 2020 hanya sebesar 4,8 persen, turun dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 5,2 persen. Pun demikian dengan AS, diprediksi pertumbuhan ekonominya hanya akan sebesar 1,5 persen di 2020. Angka itu juga lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,7 persen.
 
Selain menyebabkan terganggunya rantai pasok dan guncangan permintaan, Moody’s menilai permintaan domestik juga akan terganggu lantaran merebaknya virus korona. Itu disebabkan karena ketakutan berlebih yang akhirnya mengubah pola konsumsi masyarakat di tiap negara terdampak virus tersebut.
 
Ketidakpastian dari berakhirnya virus korona juga disebut akan membuat biaya ekonomi tidak akan menentu dalam beberapa waktu ke depan. Ujungnya, dalam laporan itu dituliskan, virus korona akan mengurangi aktivitas konsumen dan bisnis.
 
“Semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk rumah tangga dan bisnis agar bisa beraktivitas normal, akan besar pula dampak ekonominya,” tulis laporan itu.
 
Bahkan, karena virus korona, Moody’s memperkirakan risiko resesi global akan meningkat lantaran efeknya yang mengular ke berbagai lini perekonomian. Misalnya, penutupan usaha yang diperpanjang akan memengaruhi pendapatan, mendorong PHK dan membebani sentimen.
 
“Kondisi seperti itu pada akhirnya bisa memberi peluang bagi dinamika resesi mandiri. Volatilitas harga aset yang meningkat akan memperbesar kejutan,” tulis laporan tersebut.
 
Untuk mengantisipasi gejolak dari virus korona, Moody’s menilai kebijakan fiskal yang ekspansif dan kebikakan moneter yang akomodatif dapat menekan meluasnya dampak virus itu.[medcom.id]