Jayapura – Kasus penyakit sifilis atau raja singa di Indonesia naik hingga 70 persen dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Pada 2018 lalu, kasus sifilis yang terdeteksi berjumlah 12.484 orang. Hingga 2022 lalu, jumlahnya mencapai 20.783 kasus.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi mengatakan kenaikan jumlah skrining sifilis menjadi penyebab naiknya jumlah kasus tersebut.
“Peningkatan kasus ini disebabkan peningkatan jumlah orang yang diskrining sifilis. Sehingga secara program lebih bagus karena semakin banyak yang ditemukan maka akan semakin banyak yang diobati sehingga tidak menularkan ke orang lain, terutama pada ibu hamil positif yang bisa menularkan ke bayinya,” ujar Imran saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (11/5).
Berikut 8 daerah yang memiliki temuan kasus sifilis terbanyak di Indonesia tahun 2022.
Papua
Papua menjadi provinsi paling banyak pasien sifilis di Indonesia. Sebanyak 3.864 kasus positif dari 34.625 orang yang diperiksa. Dari angka penemuan tersebut, hanya 2.373 di antaranya mendapatkan pengobatan.
Jawa Barat
Jawa Barat mencatat tingkat testing paling banyak, yaitu 305.816. Lantas, ditemukan 3.186 kasus positif sifilis dan baru 1.500 di antaranya mendapatkan pengobatan.
DKI Jakarta
Duduk di posisi ketiga, DKI Jakarta memiliki 1.897 pasien sifilis dari 71.037 jumlah skrining. Namun, hanya 1.343 kasus yang tercatat menjalani pengobatan.
Papua Barat
Kembali bergeser ke tanah Papua, pada peringkat empat ada Papua Barat yang menemukan 1.816 kasus dari 9.659 jumlah skrining yang dilakukan. Adapun jumlah yang diobati tercatat 940 kasus.
Bali
Terdapat 1.300 kasus ditemukan dari 53.876 orang yang menjalani tes sifilis di Bali. Tercatat, 1.040 di antaranya mendapatkan pengobatan.
Banten
Banten mencatat penemuan sifilis sebanyak 1.145 kasus dari total 63.451 orang yang dites. Dari jumlah positif tersebut, 1.088 kasus pun diobati.
Jawa Timur
Sebanyak 1.003 kasus sifilis ditemukan di Jawa Timur. Adapun 884 kasus tercatat diobati. Jawa Timur mencatat total skrining sifilis yang dilakukan sebanyak 273.479.
Sumatra Utara
Lalu, ada dari Pulau Sumatra, tepatnya Sumatra Utara dengan 770 kasus sifilis dari 48.922 total skrining yang dilakukan. Sebanyak 542 mendapat pengobatan.
Kelompok usia pasien sifilis didominasi 25-49 tahun dengan persentase 63 persen. Lalu, 20-24 tahun dengan 23 persen dan 15-19 tahun dengan 6 persen. Terdapat 5 persen pasien berada di usia di atas 50 tahun.
Sifilis juga ditemukan pada anak-anak, yakni 3 persen pada usia di bawah 4 tahun dan 0,24 persen di usia 5-15 tahun. Sementara itu, pasien sifilis berjenis kelamin laki-laki tercatat 54 persen dan pasien perempuan sebanyak 46 persen.
Kemenkes juga telah memastikan ketersediaan stok obat sifilis di Indonesia aman di tengah peningkatan kasus penyakit sifilis.
“Aman (stok obat sifilis di tengah peningkatan kasus)…Tidak (krisis obat sifilis),” jelas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (11/5).
Nadia menjelaskan obat yang digunakan dalam pengobatan sifilis mudah didapatkan, yaitu mulai dari benzatin penisilin, eritromisin atau doksisiklin.
“Penyediaan bisa bersumber dana pusat dan dan daerah. Selain benzatin penilisin ada obat pengganti seperti eritromisin atau doksisiklin yang juga mudah didapatkan,” kata Nadia.
More Stories
Penanganan Separatisme Papua: Mengamankan Wilayah dan Memahami Dinamikanya
Menangani Konflik Separatis di Papua: Kunci Keamanan dan Penyelesaian yang Holistik
Menyikapi Konflik Separatis di Papua: Mendorong Keamanan dan Penyelesaian Holistik