; Gerakan TPNPB OPM di Papua, Disebutkan Ada Dukungan Dari Asing - Portal Nawacita
December 6, 2023

Portal Nawacita

Bersatu Kita Maju

Gerakan TPNPB OPM di Papua, Disebutkan Ada Dukungan Dari Asing

Jayapura – Pada saat penyerangan markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) di Papua, yang dilakukan oleh TPNPB OPM, diduga ada dukungan DynCorp.

Diduga DynCorp, adalah Tentara bayaran Amerika Serikat, yang dukung Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat dan Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM).

Akibat penyerangan markas Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dilakukan oleh TPNPB OPM menewaskan 4 prajurit TNI, terjadi di Pos Militer Mugi Mam, Distrik Yal, Nduga, Kabupaten Papua Pengunungan, Papua, Sabtu, 15 April 2023.

Kasus tersebut dikemukakan oleh pakar analis intelijen dan pertahanan Universitas Jenderal Ahmad Yani Bandung, Dr Connie Rahakundini Bakrie di YouTube R66 Newlitics, pada Selasa, 16 Mei 2023.

Dr Connie Rahakundini bakrie, juga mengatakan, keberadaan TPNPB OPM di Papua, tidak berdiri sendiri, karena diduga mendapat bantuan dari DynCorp.

Pertama, DynCorp merupakan perusahaan kontraktor militer swasta di Reston Virginia Amerika Serikat, memiliki unit-unit usaha berkaitan dengan operasi bersenjata.

“Saya curiga DynCorp, ikut bermain di Papua,” kata Connie Rahakundini Bakrie.

Kedua, Connie Rahakundini Bakrie, kemudian curiga Erinys, organisasi tentara bayaran di Dubai, Uni Emirat Arab, dikenal selalu ikut beroperasi di daerah rawan konflik.

TNI, menurut Connie Rahakundini Bakrie, mesti menelusuri sampai sejauh mana indikasi keterlibatan Erinys dukung TPNPB OPM di Papua.

Ketiga, G4S, organisasi perusahaan keamanan global berbasis di London, Inggris, diperkuat 620 ribu personil, selalu berada di wilayah konflik, mesti dicurigai ada di Papua.

Keempat, desertir TNI, menurut Connie Rahakundini Bakrie, patut dicurigai ikut mendukung akfititas TPNPB OPM di Papua.

Connie Rahakundini Bakrie menduga kalau ada pula tentara-tentara bayaran yang sebenarnya datang dari tubuh TNI sendiri.

Mereka adalah prajurit yang desersi, dan kemudian memilih dalam konflik Papua, karena bayaran yang menggiurkan.